January, 02 2023
Inovasi Videotron 3D untuk Estetika Kota
Inovasi memanfaatkan videotron untuk estetika terus dilakukan. Alih-alih menggunakan, poster, spanduk, dan media promosi lainnya, videotron seringkali menjadi pilihan untuk menciptakan kota bebas polusi mata.
Videotron adalah sebuah panel layar yang menggunakan teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) yang memiliki fungsi untuk menampilkan gambar, video, chart, diagram, atau apapun juga, dengan di handle oleh sebuah prosesor yang mengatur rangkaian LED tersebut menjadi gambar yang terstruktur dan menjadi sebuah layar besar.
Apabila konten videotron umumnya hanya 2D, kini pengguna juga dapat menampilkan konten 3D. Di Indonesia, Videotron 3D mampu memukau masyarakat karena membuat tatanan kota menjadi lebih baik.
Membuat papan reklame anamorphic 3D menggunakan karakter, lingkungan, dan IP biasanya terbatas untuk dilihat di layar TV atau bioskop. Namun, sekarang telah menjadi peluang besar untuk membangun dunia melalui media outdoor.
Dengan adanya teknologi 3D, kita bisa menciptakan pengalaman digital yang lebih segar melalui penciptaan kedalaman dan video. Hal ini membantu memberikan nilai tambah dalam bentuk kreatifitas yang dapat meningkatkan awareness dan engagement pada media luar ruang.
Teknologi 3D konten yang menghasilkan konten video tersebut lebih terlihat keluar layaknya 3 dimensi seperti pada dunia nyata, ilusi anamorphic digunakan dalam pembuatan konten video tersebut.
Ilusi anamorphic atau anamorphosis adalah proyeksi terdistorsi yang mengharuskan penonton untuk menempati titik pandang tertentu agar dapat mengenali gambar yang dipertontonkan. Kata ini berasal dari kombinasi awalan Yunani ana- yang berarti kembali atau lagi dan kata morphe yang berarti bentuk atau bentuk.
Di Indonesia, LED videotron berkonsep 3D pertama kali hadir pada Bulan Juli 2021 di Chase Plaza. Dilansir dari Marketeers, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Janoe Arijanto mengatakan bahwa videotron sudah mulai tumbuh dan semakin memiliki momentumnya seiring dengan perkembangan teknologi.
Videotron 3D ini menandai evolusi terbaru dengan konsep iklan luar ruang yang lebih hidup dan interaktif sehingga mampu lebih berdaya dalam membangun brand awareness yang menjadi salah satu tujuan iklan.
Coca-cola menjadi contoh ketika berbicara histori evolusi iklan luar ruangan. Mulai dari tahun 1960-an hingga tahun 2000-an, lalu berlanjut ketika mereka menayangkan billboard digital pertama di Time Square. Coca cola mengawali pula debut 3D robotik di tempat yang sama pada tahun 2017. Sekarang ini, LED 3D ini mulai diadopsi di banyak negara.
Bilboard konvensional acapkali ditempatkan di lokasi sibuk atau titik strategis. Tujuannya tentu untuk mendapatkan eskposur lebih luas karena kembali pada fungsinya sebagai media iklan luar luangan.
Tentunya, teknologi 3D ini memberi pengalaman baru bagi audiens. Apalagi, orang-orang telah menganggap videotron 2D menjadi hal biasa. Hal ini pula yang membuat pengiklan harus bekerja keras dalam membuat konten unik untuk menarik audiens.
Papan iklan 3D mengusung sejumlah manfaat. Yang paling menarik, papan ini tak hanya mengiklankan merek, tetapi mampu memberi kenangan dan pengalaman visual yang menyenangkan. Elemen seperti warna, transisi, animasi, visual bergerak, efek suara, dan sebagainya akan membuat pancaindera orang-orang yang menonton ikut bekerja. Dampaknya, new experience yang membekas dan berpotensi viral.
Masih dikutip dari Marketeers, iklan 3D menjawab customer journey yang sudah berubah di era digital saat ini, yakni aware, appeal, ask, act, dan advocate (5A). Sentuhan 3D tersebut membuat orang-orang sudah langsung appeal dan berpotensi besar untuk langkah selanjutnya.
Termasuk memviralkan pengalaman baru itu ke orang lain melalui media sosial. Belum lagi iklan luar ruang digital ini bisa dikustomisasi sedemikian rupa, entah dengan platform interaktif, konten storytelling, dan sebagainya yang memberi pengalaman lebih dalam. Sebaliknya, iklan tanpa daya tarik, justru akan buang-buang duit saja.
Media luar ruang masih memiliki peluang besar di Indonesia. Bahkan, Nord & Smith dalam keterangan persnya November lalu, menyatakan tahun 2022 merupakan tahun revolusi periklanan luar ruang di Indonesia. Mengingat kemasan media OOH yang semakin menarik dan efektif ketika dikolaborasikan dengan teknologi digital.
Nord & Smith juga merilis platform inventori OOH terukur terbesar yang diklaim bakal merevolusi periklanan luar ruang di Tanah Air. Kunci kesuksesan revolusi tersebut terletak pada integrasi antara big data dan media luar ruang. Nord & Smith mengklaim bisa membantu merek di Indonesia untuk menganalisis impresi, raihan, profil audiens dari titik-titik media seperti billboard dan LED.